Pemuda Indonesia


          Pada suatu hari Dewan Hewan Indonesia memutuskan untuk mengadakan rapat tentang keadaan para pemuda hewan Indonesia. Mereka memutuskan untuk mengadakan rapat sehari setelah Hari Soempah Pemuda, tepatnya pada tanggal 29 Oktober jam 10.00 siang.
            Saat rapat diadakan perwakilan-perwakilan dari clan-clan yang dating di antara lain Buaya, Hiu, Singa, Elang, Badak, Kura-Kura, dll.
“Wahai saudara-sudaraku sepertinya perwakilan dari semua clan sudah dating,” ucap Singa. “Marilah kita memulai rapat-“
Tiba-tiba pintu pun terbuka dan perwakilan dari dari Clan Kelinci masuk bersama seekor kura-kura tua.
“Maaf aku terlambat saudara-saudaraku,” ucap Kelinci.
“Tidak apa-apa,” jawab Badak. “Siapa hewan yang ada bersamau itu?”
“Ia adalah-“
“Ia adalah salah satu kura-kura yang paling sakti di clan kami, nama beliau adalah Haydar,” potong Kura-Kura. “Aku sudah mulai khawatir kalau kalian tidak akan dating.”
“Mengapa kalian membawanya kemari?” tanya Hiu.
“Kami mohon maaf ter;ebih dahulu karena kami tidak memberi tahu Dewan terlebih dahulu, akan tetapi mencarinya sangat sulit sehingga kami tidak mempunyai waktu untuk membuat surat pernyataan resmi kepada Dewa,” ucap Kelinci.
“Alasan kami memanggilnya kemari adalah untuk memintanya memanggil roh dari salah satu pahlawan masa lampau,” jawab Kura-Kura.
“Hal tersebut bisa dilakukan?” tanya Singa.
“Iya akan tetapi hal tersebut hanya bisa dilakukan bila kita mendapatkan perizinan tuhan dan salah satu syaratnya adalah kita hanya dapat melakukan ini bila tujuannya memang baik,” jawab Kelinci.
“Baiklah ayo sekarang kita mulai,” perintah Singa.
            Kura-Kura mengangguk dan memberi isyarat kepada Haydar untuk memulai pemanggilan. Haydar kemudian membacakan doa-doa lalu seketika ruangan hening.
            Selama beberapa menit tidak ada yang terjadi dan para perwakilan mulai meragukan pemanggilan tersebut. Salah satu perwakilan baru mau mengucapkan sesuatu saat pencerahan di ruangan menjadi redup lalu seketika di tengah ruangan terjadi ledakan cahaya dan terdapat seekor Kijang yang tembus pandang berdiri atau lebih tepatnya mengapung di hadapan mereka.
“Namaku adalah Ki Hajar Dewantar,” ucapnya. “ Tampaknya kalian telah mendapatkan izin tuhan. Mengapa kalian telah memanggilku?”
“Wahai Ki Hajar Dewantara kami adalah pewakilan-perwakilan dari Dewan Hewan Indonesia,” ucap Singa. “Pada hari ini kami mengadakan suatu rapat untuk membahas tentang keadaan pemuda Indonesia. Kami ingin meminta saran anda tentang masalah ini.”
“Hanya itu?” tanya Ki Hajar Dewantara.
“Iya itu benar,” jawab  Kura-Kura.
“Baiklah kalau begitu,” ucap Ki Hajar Dewantara. “Dari pandanganku pemuda sekarang tidak seperti pemuda saat masa penjajahan. Mereka tidak mewarisi semangat untuk berjuang untuk negri ini. Akan tetapi itu bukan sepenuhnya salah mereka.”
“Apa maksudmu?” tanya Hiu.
“Pemuda zaman sekarang sebenarnya sangat sering membanggakan nama bangsa, akan tetapi nama mereka terlupakan dalam jangka waktu yang cepat sehingga mereka pun menjadi malas untuk terus membanggakan bangsa,” jawab Ki Hajar Dewantara. “Dari yang ku tahu juga bahwa tantangan pada masa ini sangatlah berbeda dengan tantangan pada masa lalu. Bila pada masa lalu para penjajah langsung membunuh kita pada masa kini mereka berusaha untuk membuat bodoh para pemuda sehingga negara ini kelak akan menemui ajalnya. Kalian harus memberikan pendidikan yang benar kepada mereka dan bila terdapat suatu prestasi yang penting janganlah kalian lupakan prestasi tersebut kelak mungkn orang yang melakukan presrasi tersebut akan menjadi salaha satu pemimpin dunia dari Indonesia. Itulah pandangan dan saranku dan dengan itu aku mengucapkan selamat tinggal kepada kalian.”
            Terdapat suatu ledakan cahaya lagi dan Ki Hajar Dewantara pun menghilang. Setelah itu para perwakilan pun kembali ke tempat semula karena mereka mengerumuni Ki Hajar Dewantara tadi.
“Sepertinya dari cerita Ki Hajar Dewantara tadi sudah cukup jelas apa yang harus kita lakukan,” ucap Singa.
            Semua perwakilan pun mangangguk.
“Terima kasih Haydar karena telah memungkinkan kami berbicara dengan salah satu pahlawan,” ucap Elang.
            Haydar pun mengangguk dan ia izin keluar ruangan. Dewan Hewan pun meutup rapat mereka dan mereka kembali ke rumah masing- masing.

Komentar

Postingan Populer